Sabtu, 25 Februari 2012

macam-macam sepeda lipat


Polygon Metro

Polygon Urbano

Polygon Urbano 5.0Polygon Folding B2W

Sepeda Lipat

Folding Bike atau yang lebih dikenal dengan Sepeda Lipat (Seli) saat ini pamornya tidak mau ketinggalan dengan sepeda balap (roadbike) dan sepeda gunung (MTB). Semakin maraknya pekerja di kota-kota besar yang menggunakan sepeda untuk sarana transportasi menuju tempat kerja dijawab oleh Polygoncycle dengan produk-produk Folding Bike Polygon.
Sebenarnya apakah Sepeda Lipat itu, Berikut sejarah sikat Foldingbike (sepeda lipat).
Folding Bike atau Sepeda Lipat sebenarnya sudah lama sekali digunakan pada tahun 1900. Saat itu sepeda sudah digunakan untuk menunjang Angkatan Darat Prancis pada tahun 1890, Mikael Pedersen mengembangkanya menjadi sebuah Sepeda versi lipat digunakan Angkatan Darat Inggris yang berbobot 15 pound dengan ukuran roda 24 inch.
Pada perang Dunia ke-2, BSA Folding Bicycle digunakan pada 1939-1945 oleh pasukan terjun payung inggris. Keuntungan Sepeda Lipat saat itu adalah bentuknya yang mungil dapat dikemas dengan ringkas, memungkinkan para tentara tersebut membawanya dimedan tempur melalui udara.
Sepeda lipat memang didesain khusus hingga memungkinkan sepeda dapat dilipat menjadi bentuk yang ringkas.
Bentuknya yang ringkas sangat memfasilitasi transportasi di perkotaan, tanpa menyita media ruang penyimpanan.
Bila dilipat, sepeda lipat dapat lebih mudah dibawa ke gedung, ke tempat kerja atau ke terminal transportasi umum (stasiun kereta atau bus)
Sepeda Lipat dapat di bawa didalam mobil, kapal atau pesawat terbang. Mekanisme lipatnya sendiri sangat bervariasi, dengan desain khusus menawarkan kombinasi yang unik diantaranya ; kecepatan melipat, kemudahan melipat, keringkasan bentuk, teknik melipat, berat, ketahanan dan tentunya harga.
Polygon merupakan merek sepeda buatan indonesia, terkenal tidak hanya di indonesia tapi juga di asia-pasifik. Polygon mempunyai beraneka ragam produk-produk sepeda diantaranya adalah jenis sepeda gunung dan sepeda balap. Menjawab kebutuhan publik dan semakin maraknya Bike To Work (B2W), Polygon juga mengeluarkan Varian produk Folding Bike (Sepeda Lipat).

macam-macam sepeda fixie



fixie 4
fixie 3  
fixie 2 






































Trik Memilih Sepeda yang Cocok Bagi Wanita

Sebelum membeli sepeda khususnya Anda perempuan, cermatlah memilih jenis yang cocok. Banyaknya ragam dan harga sepeda tidak semuanya tepat untuk digunakan kaum hawa.

Mulai dari ukuran, fungsi dan kenyamanan harus Anda perhatikan. Luangkan waktu lebih lama di toko sepeda. Dibawah ini adalah langkah-langkah memilih sepeda yang tepat untuk perempuan:

  • Empuknya sadel jangan lantas membuat Anda merasa nyaman dan langsung memilih sepeda tersebut untuk dibeli. Ukuran sadel yang standar umumnya sudah dipasang produsen. Anda bisa menyesuaikan sadel dengan kondisi bagian belakang, gantilah dengan sadel yang baru.
  • Kenyamanan saat berada diatas sepeda juga ditentukan pada posisi stang (handlebar), berkonsentrasilah menjajalnya.
  • Perhatikan seberapa baiknya posisi anda dalam mencapai shifter, rem, ruang bagi lutut dan posisi pungung di sepeda.
  • Jangkauan kaki terhadap pedal sepeda juga perlu diperhatikan. Sepeda berarti lebih tinggi jika posisi kaki menggantung. Sedangkan sepeda yang terlalu pendek buat Anda ditandai dengan posisi duduk yang tidak nyaman.
  • Pilihlah jenis sepeda WSD (women specially designed bike) yang mempunyai geometri dan ukuran tertentu disesuaikan dengan ukuran tubuh perempuan. Rasa nyaman pun bisa Anda dapat seperti ketika duduk diatas sadel, tangan mudah mencapai handlebar, rem dan shifter lebih mudah. Tubuh Anda pun akan ditopang lebih baik dan handling terasa lebih mantap.

haraga sepeda Polygon

Polygon Axion

Polygon Mountain Bike, Dual Suspensi, Downhill
 
Harga Pasaran:
Rp. 4.800.000
  Polygon Axion



Polygon Worm

Polygon BMX, Flatland
 
Harga Pasaran:
Rp. 3.000.000

  Polygon Worm




Polygon Premier 1.0

Polygon Mountain Bike, Trailbike
 
Harga Pasaran:
Rp. 1.950.000
  Polygon Premier 1.0


Polygon Xtrada 2.0

Polygon Mountain Bike, Trailbike
 
Harga Pasaran:
Rp. 2.650.000
  Polygon Xtrada 2.0

Manfaat Olahraga Bersepeda

Selain untuk mengatasi sakit punggung, masih banyak manfaat bersepeda yang lain. Beberapa dari manfaat olahraga bersepeda tersebut antara lain adalah:
  1. Bersepeda dapat membuat tubuh menjadi berenergi dan menjaga bentuk tubuh. Hal ini dikarenakan ketika kita bersepeda, kita melakukan beberapa gerakan yang dapat membentuk, mengencangkan, dan menguatkan serta mengurangi lemak pada otot paha, betis, serta panggul.
  2. Manfaat bersepeda selanjutnya adalah dapat mengurangi selulit pada paha. Bahkan gerakan bersepeda juga dapat menghilangkan stress di daerah lutut hingga pergelangan kaki seperti halnya ketika kita berjalan atau melakukan senam aerobik.
  3. Bersepeda dapat memperlancar proses sirkulasi darah kaya oksigen serta nutrisi menuju seluruh bagian otot di seluruh tubuh.
  4. Manfaat bersepeda selanjutnya adalah dapat menghindarkan kita dari berbagai serangan penyakit. Misalnya diabetes, sebab bersepeda dapat menghindarkan kita dari tekanan darah tinggi dan menurunkan berat badan.
  5. Bersepeda dapat mengurangi stress dan menjaga kesehatan jantung.

Jenis-jenis sepeda jalan raya

  • Tipe Touring, merupakan tipe yang digunakan untuk menjelajah, sepeda tipe ini kuat, nyaman, dan mampu mengangkut beban yang berat.
  • Hybrid bicycle, merupakan tipe yang didesain untuk rekreasi atau hal-hal lainnya. walaupun di desain untuk berjalan di aspal, sepeda tipe ini juga bisa digunakan pada jalan non-aspal.
  • Utility bicyle, didesain dengan memiliki banyak fungsi seperti berbelanja, comuter, atau keliling kota.
  • vintage, merupakan tipe sepeda jalan raya yang juga dikenal sebagai sepeda jalan raya classic,dengan frame yang biasanya masih memakai besi. Sepeda tipe ini dikoleksi oleh kalangan hobiis tertentu.

KLASIFIKASI SEPEDA GUNUNG BERDASARKAN FUNGSI

Setidaknya ada 5 jenis sepeda gunung berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Cross country (XC)
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan.

b. All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.

c. Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh.

d. Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga selain kekuatan, yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.

e. Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalah urban MTB. Penggemar jenis ini awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.

Jenis-jenis sepeda

Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
  • Sepeda gunung-digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
  • Sepeda jalan raya-digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
  • Sepeda BMX-BMX merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak digunakan untuk atraksi
  • Sepeda mini-termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik beroda dua maupun beroda tiga
  • Sepeda angkut-termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos
  • Sepeda lipat-merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
  • Sepeda Balap - Sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
  • Sepeda Motor - bertenaga mesin dengan mengunakan bahan bakar berjenis bensinkendaraan roda dua ini, sepeda motor injeksi pun kini mulai di produksi sebagaian besar produsen otomotif di Indonesia sebagai sumber daya utamanya. Dengan semakin berkembangnya teknlogi pada industri

Sejarah sepeda

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James StarleyJohn Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang. ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan AmerikaEropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik. dan